
Penyuluhan Tentang Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Bahaya Penggunaan Zat Aditif Dalam Makanan di Rt 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu
Kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia saat ini telah menyebabkan peningkatan produksi, penjualan, dan konsumsi berbagai jenis bahan makanan dalam bentuk yang lebih awet dan praktis. Produk pangan awet ini dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan yang menginginkan makanan praktis. Sebagian besar makanan kemasan mengandung bahan tambahan, seperti bahan pengawet, yang ditambahkan untuk menjaga keawetan makanan. Boraks, meskipun berbahaya dan beracun, banyak digunakan dalam industri makanan seperti mie basah, lontong, tahu, dan lainnya. Meskipun dilarang, banyak orang tidak tahu cara mendeteksi boraks dalam makanan dan menyadari bahayanya bagi kesehatan. Identifikasi boraks sering dianggap memerlukan laboratorium dan biaya mahal, tetapi sebenarnya ada cara sederhana untuk melakukan deteksi tanpa perlu laboratorium. Produk pangan yang mengandung pengawet berbahaya merupakan isu yang perlu mendapat perhatian serius di masyarakat. Konsumen diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan untuk menghindari konsumsi bahan tambahan makanan (BTM) berbahaya. Salah satu contoh makanan yang sering terkontaminasi adalah ikan asin yang dicampur formalin oleh produsen yang tidak bertanggung jawab (Yamin, 2020). Penggunaan boraks dan formalin dalam bahan pangan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan manusia dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Boraks, yang umumnya digunakan sebagai zat pengawet, dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kerusakan ginjal, dan bahkan efek samping yang lebih serius jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan Selain itu, boraks juga dapat mengganggu fungsi sistem reproduksi dan mengakibatkan masalah kesuburan Sementara itu, formalin, yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan pernapasan. Paparan formalin dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, terutama pada organ-organ internal seperti paru-paru dan lambung. Penggunaan formalin dalam makanan juga dapat menyebabkan reaksi alergi, gangguan pencernaan, dan dampak negatif lainnya pada kesehatan. Pentingnya mengenali ciriciri boraks dan formalin dalam bahan pangan menjadi sangat relevan untuk menghindari konsumsi makanan yang terkontaminasi (Yamin, 2020).
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dilakukan kegiatan pengabdian berjudul “Penyuluhan Tentang Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Penggunaan Zat Aditif dalam Makanan di RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat tentang kesadaran terhadap bahaya penggunaan zat adiktif.
Khalayak sasaran kegiatan ini masyarakat RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu yang berjumlah lebih kurang 20 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penggunaan zat aditif dalam makanan di RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 11 Mei 2024. Metode yang digunakan pada kegiatan PKM ini dari beberapa tahap yaitu: pertama, tahap pretest yaitu melakukan tanya jawab seputar materi yang kan diberikan untuk mengatahui sejauh mana pengetahuan awal masyarakat mengenai bahaya penggunaan zat adiktif. Kedua, tahap penyuluhan yaitu pemateri menyampaikan materi mengenai bahaya penggunaan zat adiktif. Ketiga, tahap evaluasi yaitu menanyakan kembali kepada peserta seputar materi yang sudah diberikan dengan tanya jawab. Kegiatan ini dapat menjadi salah satu dukungan Universitas Bengkulu dalam mendukung Program edukasi kesehatan yang dibuat oleh pemerintah dan BPOM (Badan Penaganan Obat Dan Makanan) tentang bahaya penggunaan zat zadiktif pada makanan.
Kegiatan ini menjadi aktivitas positif bagi masyarakat terutama dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penggunaan zat aditif dalam makanan di RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu.
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan sesi tanya jawab dari peserta masyarakat. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan peserta dapat memahami bahaya penggunaan zat aditif dalam makanan.
Kegiatan ini disambut baik oleh pihak masyarakat, terutama ibu-ibu di RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu, akan tetapi dikarenakan lokasi yang kurang memadai sehingga membatasi jumlah peserta.
Kesimpulan: Kegiatan pengabdian telah dilaksanakan di RT 041 Sungai Rupat Kelurahan Pagar Dewa Kota Bengkulu pada tanggal 11 Mei 2024. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan melihat pemahaman dengan tanya jawab sebelum dan sesudah pemateri menyampaikan materi mengenai penanganan jerawat, hasilnya terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bahaya penggunaan zat adiktif pada makanan. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bahaya penggunaan zat adiktif pada makanan.
Saran: Disarankan kegiatan berikutnya atau serupa dapat dilakukan di tempat lain sehingga dapat meningkatkan pengetahuan Masyarakat yang lain.